Mempawah, Kalbar, Pontianak Metro Post
Keributan terjadi di SPBU 63.783.01 Bakau, Kabupaten Mempawah, ketika seorang pria berjubah dan berkopiah terlihat membawa samurai.
Pria tersebut diduga merupakan oknum tokoh agama dan pemilik sebuah pesantren di daerah tersebut. Kejadian ini pertama kali muncul melalui unggahan akun Facebook Ishak Aprianto, yang menyoroti keterlibatan tokoh agama dalam penimbunan solar dari SPBU tersebut.
Dari informasi yang dihimpun awak media, keributan ini dipicu oleh kelangkaan solar yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya para pengemudi bus dan angkutan umum yang bergantung pada bahan bakar bersubsidi.
Dalam unggahan tersebut, seorang sopir yang sedang antre untuk mendapatkan solar mengungkapkan protes karena merasa hanya orang-orang tertentu, termasuk oknum tokoh agama, yang mendapat akses.
Tak terima dengan protes tersebut, oknum ustadz ini kemudian mengamuk sambil membawa senjata tajam, menciptakan suasana tegang di SPBU.
Masyarakat setempat menyoroti lemahnya pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsidi dan mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas guna menjaga ketersediaan solar bagi mereka yang benar-benar membutuhkan, termasuk petani dan nelayan.
Desakan ini diarahkan kepada Pertamina dan pemerintah untuk segera memastikan bahwa distribusi BBM berjalan adil dan sesuai peraturan yang berlaku.
Menanggapi insiden ini, Kasat Reskrim Polres Mempawah, Iptu Fadhila Nugrah Sakti, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memulai penyelidikan terhadap dugaan penimbunan solar.
“Kasus dugaan penganiayaan dan pengeroyokan saat ini ditangani oleh Polsek Sungai Pinyuh. Sementara itu, dugaan penimbunan solar masih dalam penyelidikan oleh Sat Reskrim Polres Mempawah,” jelasnya.
Publik berharap kasus ini segera diusut tuntas dan menjadi perhatian serius bagi semua pihak agar distribusi BBM bersubsidi tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.(buyung/reni)